Astronom Temukan Cakram Baru Bima Sakti Yang Dihuni Bintang Muda

Ilustrasi ini menunjukkan posisi bintang Cepheids di sekitar inti Bima Sakti (ditunjukkan dengan warna merah) yang membentuk cakram baru Bima Sakti. Bintang berwarna kuning menunjukkan posisi Matahari

AstroNesia ~ Sekelompok bintang muda telah terlihat berkeliaran dekat pusat galaksi Bima Sakti, daerah yang sebelumnya diperkirakan akan didominasi oleh populasi yang lebih tua. Para astronom mengatakan bintang ini membentuk disk (yang sebelumnya tidak diketahui oleh para ilmuwan) yang melewati bagian luar tonjolan berdebu di pusat Bima Sakti yang berbentuk kacang.

Hutan debu tebal yang terletak di pusat galaksi Bima Sakti adalah tempat di mana bahkan api terang dari bintang yang terbakar hampir mustahil terlihat oleh para astronom di Bumi. Tetapi para ilmuwan muncul dengan cara-cara baru untuk membuka cadar pada daerah gelap ini, dan sekarang, pengamatan baru yang menggunakan teleskop VISTA telah mengidentifikasi kelompok yang belum ditemukan sebelumnya dari bintang muda ini.



Seluruh kelompok bintang muda ini belum terlihat secara langsung, namun kehadirannya disimpulkan oleh deteksi sekelompok bintang yang sangat cerah dan sangat tidak biasa yang disebut Cepheid. Ini bertindak seolah-olah mereka sedang terpasang pada saklar kosmik yang meredup; kecerahan reguler mereka rutin berubah selama beberapa hari atau bulan.

Cepheid adalah jenis bintang variabel, yang berarti (seperti namanya) mereka berubah dari waktu ke waktu. Ukuran dan suhu mereka terlihat berubah, menyebabkan setiap bintang muncul seolah-olah itu berdenyut, dari kecerahan puncak menjadi redup dan kembali lagi.

Periode denyut ini sangat rutin, dan pada tahun 1908 astronom Henrietta Swann Leavitt menemukan bahwa kecerahan Cepehids memiliki periode denyut yang lebih lama sementara peredupannya memiliki periode yang lebih pendek. Dengan wawasan ini, para ilmuwan mampu mengetahui luminositas sebenarnya bintang ini (sedangkan biasanya ilmuwan hanya tahu seberapa terang bintang terlihat dari Bumi). Informasi ini kemudian memungkinkan untuk menjadikan Cepheid sebagai pengukur jarak kosmik, membuat bintang-bintang ini alat kosmik yang sangat berharga.

Dalam studi baru, sekelompok ilmuwan melaporkan menemukan 655 calon bintang Cepheid baru di Bima Sakti. Data ini berasal dari Vista Variables in the Vía Láctea Survey (VVV), yang ditangani oleh European Southern Observatory teleskop VISTA di Observatorium Paranal di Chile antara tahun 2010 dan 2014. Cepheid lebih terang dari kebayakan bintang nonvariable - misalnya beberapa ribu kali lebih terang dari matahari Bumi - yang membuat bintang-bintang ini lebih mudah ditemukan, kata Istvan Dekany dari Pontifical Catholic University of Chile.

Sebuah disc dari bintang muda terkubur di balik awan debu tebal di pusat tonjolan telah ditemukan. Diagram ini menunjukkan lokasi dari Cepheid yang baru ditemukan.

"Penemuan ini adalah demonstrasi yang sangat kuat dari kemajuan teknologi terbaru dalam astronomi inframerah," kata Dekany, yang merupakan penulis utama pada studi baru ini. VISTA dapat mengamati bidang yang luas dan kemampuan pencitraan inframerah-dekatnya sangat luar biasa yang memungkinkan kita untuk menembus melalui sejumlah besar debu antarbintang yang menghalangi pandangan kita terhadap inti Bima Sakti yang tak dapat terlihat dalam cahaya optik."

Di antara 655 Cepheid baru, 35 disebut Cepheid klasik, dan semua dari mereka memiliki usia kurang dari 100 juta tahun. Hal ini membuat mereka menjadi bintang remaja dibandingkan dengan bintang seperti matahari kita, yang berusia 4,57 miliar tahun.

"Cepheid klasik sangat langka, satu dari sejuta objek", tulis Dekany. Bintang ini biasanya lahir dalam kelompok besar, sehingga kehadiran Cepheid klasik muda menunjukkan bahwa ada bintang saudara lainnya di dekatnya. Dengan cara ini, para ilmuwan mengatakan mereka telah melacak disk tipis bintang muda baru yang melintasi tonjolan galaksi.

Para ilmuwan sebelumnya berpikir tonjolan galaksi sebagai rumah bagi sebagian besar bintang tua, tetapi menemukan populasi bintang muda tidak terlalu mengejutkan, kata Dekany.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar