Astronom Temukan Bintang Tertua Di Galaksi Kita

Kerumunan bintang di inti galaksi kita

AstroNesia ~ Para astronom telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai bintang tertua yang pernah dilihat, dari masa sebelum Galaksi Bima Sakti terbentuk, ketika alam semesta baru berusia 300 juta tahun. Bintang-bintang ini mungkin sudah lahir sebelum galaksi kita terbentuk.

"Bintang-bintang ini terbentuk sebelum Bima Sakti, dan galaksi kita terbentuk di sekitar mereka," kata Louise Howes, seorang mahasiswa doktor dari Australian National University (ANU) dan penulis utama studi yang mengumumkan penemuan bintang ini ', mengatakan dalam sebuah pernyataan.



Kesembilan bintang ini ditemukan di dekat pusat Bima Sakti. Walaupun bintang-bintang ini sangat murni, mereka juga mengandung bahan dari bintang yang lebih awal, yang tewas dalam ledakan yang disebut hypernova besar. (Bintang tertua yang ditemukan ini adalah bintang generasi kedua)

"Bintang-bintang ini adalah bintang-bintang tertua yang masih bertahan di alam semesta, dan tentu saja bintang tertua yang pernah kita lihat," kata penulis dari studi Louise Howes.

Penemuan dan analisis dari kesembilan bintang murni ini menantang teori saat ini tentang lingkungan alam semesta awal dimana bintang-bintang ini terbentuk.

"Bintang-bintang ini memiliki tingkat karbon, besi dan unsur berat lainnya yang cukup rendah, yang menunjukkan bintang-bintang pertama mungkin tidak meledak sebagai supernova normal," kata Howes.

"Mungkin mereka mengakhiri hidup mereka sebagai hypernova - ledakan bintang yang sangat besar dan kurang dipahami yang menghasilkan enerrgi 10 kali lebih banyak dari supernova normal," kata Howes.


ANU SkyMapper telescope memiliki kemampuan unik untuk mendeteksi warna yang berbeda dari bintang anemik - bintang dengan sedikit besi - yang menjadi target dalam pencarian ini," kata Asplund.

Mengikuti penemuan tim pada 2014 dari sebuah bintang yang sangat tua di tepi galaksi Bima Sakti, tim memfokuskan pada bagian tengah padat galaksi, di mana bintang terbentuk lebih awal.

Tim menyaring sekitar lima juta bintang yang diamati dengan SkyMapper untuk memilih yang paling murni, kemudian mempelajarinya dengan lebih detail menggunakan teleskop Anglo-Australia dekat Coonabarabran di New South Wales dan teleskop Magellan di Chile untuk mengungkap kandungan kimianya.

Penemuan itu diterbitkan dalam jurnal Nature.

Astronom Temukan Planet Kerdil Terjauh Di Tata Surya

Ilustrasi

AstroNesia ~ Para astronom telah menemukan sebuah planet kerdil misterius yang berjarak tiga kali lebih jauh dari Pluto dan diyakini menjadi obyek paling jauh di tata surya kita.

Planet kerdil ini dikenal sebagai V774104, pegumuman penemuan dilakukan pada hari Selasa di pertemuan American Astronomical Society dan hal ini bisa menunjukkan adanya planet pengembara di lingkungan langit kita.

Planet kerdil
V774104 saat ini berjarak 15,4 miliar kilometer (9,6 miliar mil) dari Matahari atau sekitar 103 unit astronomi (AU) dari Matahari. (1 AU = jarak rata-rata Bumi ke Matahari).



Para astronom menduga diameter planet kerdil ini antara 310 dan 620 mil. Scott Sheppard, astronom dari Carnegie Institution for Science di Washington, mengumumkan penemuan itu dan mengatakan bahwa saat ini, orbit planet kerdil ini tetap tidak diketahui.

"Kita tidak bisa benar-benar mengklasifikasikan obyek ini karena kita tidak tahu orbitnya.

"Kami baru saja menemukan obyek ini beberapa minggu yang lalu."


"Planet kerdil ini bisa saja masuk dalam objek tata surya yang memiliki orbit aneh dan ekstrim yang menunjukkan mungkin mereka dipengaruhi oleh planet pengembara atau bintang dekat," kata sebuah laporan dalam jurnal Science.

Penemuan itu dilakukan dengan menggunakan Subaru Telescope di Hawaii.


Sebelumnya, objek tata surya yang paling jauh diumumkan pada tahun 2005 - sebuah planet kerdil bernama Eris, berjarak 97 AU dari Matahari

'Penemuan V774104 adalah bukti bahwa tata surya lebih besar dari yang kita duga, "kata Joseph Burns, profesor teknik dan astronomi di Universitas Cornell. "Kami membutuhkan sedikit waktu untuk menjabarkan orbit dan menentukan ukuran yang tepat dari objek ini. 


Objek tata surya jauh lainnya, seperti Sedna yang ditemukan pada tahun 2003, dan VP113, ditemukan pada tahun 2012.

Dengan jarak lebih dari 80 kali lebih jauh dari jarak matahari ke Bumi, keduanya masih lebih dekat dibanding V774101, yang saat ini berjarak 103 kali lebih jauh dari matahari ke Bumi.


Sheppard mengatakan akan mengambil satu tahun pengamatan untuk menentukan apakah V774101 melakukan perjalanan ke lingkungan Pluto, sebuah daerah di luar Neptunus yang dikenal sebagai Sabuk Kuiper. Wilayah ini berisi ribuan planet kerdil, ada yang berjarak 40 sampai 50 AU.

"Jika planet kerdil ini tidak pernah mendekati Neptunus, hal ini akan membuat objek itu sangat menarik karena orbitnya akan terganggu oleh planet raksasa lain dan dengan demikian memungkinkan kita untuk memahami dinamika tata surya bagian luar", kata Sheppard.

Sheppard adalah bagian dari tim yang melakukan pencarian paling luas untuk objek jauh di tata surya.

"Hal ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami karena langit malam mencakup area yang sangat besar yang hanya dapat dicari oleh satu teleskop menunjuk pada suatu waktu," kata Sheppard.

Phobos Diperkirakan Akan Hancur Oleh Gravitasi Mars

Bulan Mars Phobos

AstroNesia ~ Phobos, bulan terbesar Mars, sedang ditarik terpisah oleh gaya pasang surut Mars dan ilmuwan bahwa bulan ini akan hancur dalam 30 sampai 50 juta tahun.

Alur dangkal dan panjang yang membungkus permukaan Phobos adalah tanda-tanda awal dari kegagalan struktural yang pada akhirnya akan menghancurkan bulan ini.

"Kami berpikir bahwa Phobos sudah mulai gagal, dan tanda pertama dari kegagalan ini adalah kemunculan alur ini," kata Terry Hurford dari NASA Goddard Space Flight Center.




Mengorbit hanya 3.700 mil (6.000 kilometer) di atas permukaan Mars, Phobos adalah Bulan yang mengorbit paling dekat dengan planet induknya dibandingkan bulan lainnya di tata surya. Gravitasi Mars menarik Phobos sekitar 6,6 kaki (2 meter) setiap seratus tahun.

Awalnya, alur panjang ini dianggap rekahan yang disebabkan oleh dampak yang membentuk kawah Stickney.

Tapi model baru yang dilakukan oleh Hurford dan rekannya mendukung pandangan bahwa alur ini lebih seperti "tanda" yang terjadi ketika bulan akan di cacatkan oleh gaya pasang surut dan interior Phobos bisa menjadi tumpukan puing-puing, nyaris tidak saling mengikat, dikelilingi oleh lapisan tepung regolit yang memiliki ketebalan sekitar 330 kaki (100 meter).

Para ilmuwan juga menemukan bahwa alur ini tidak memancar dari kawah melainkan dari titik fokus terdekat.

Tarikan gravitasi antara Mars dan Phobos menghasilkan kekuatan pasang surut.


Nasib yang sama mungkin menunggu bulan Neptunus, Triton, yang juga perlahan-lahan di tarik lebih dekat ke Neptunus dan memiliki permukaan yang juga retak.

Temuan ini disajikan
dalam Pertemuan tahunan Division of Planetary Sciences of the American Astronomical Society di National Harbor, Maryland.

Astronom Temukan Planet "Kembaran Venus" Paling Dekat Bumi

Ilustrasi GJ 1132b

AstroNesia ~ Astronom berhasil temukan planet baru berjarak 39 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini adalah planet terdekat yang memiliki ukuran hampir menyamai ukuran Bumi yang pernah ditemukan dan berpotensi menjadi "kembaran Venus".

Salah satu penyebab frustrasi saat mempelajari planet di sekitar bintang lain adalah jarak dari Bumi, yang membuatnya susah atau tidak mungkin mendapatkan banyak rincian dasar tentang mereka. Ditambah lagi karena setiap cahaya yang mereka pancarkan (cahaya yang akan memberikan petunjuk tentang apa yang terjadi di permukaannya) sering dikalahkan oleh cahaya bintang induknya.



Namun planet yang baru ditemukan ini, disebut GJ 1132b, berjarak sangat dekat dari Bumi dalam ukuran kosmik, mengorbit bintang yang cukup redup, dan tampaknya menjadi dunia berbatu lengkap dengan atmosfer. Suhu permukaan planet ini menunjukkan bahwa hal itu mungkin memiliki banyak kesamaan dengan Venus dibanding Bumi.

Drake Deming, seorang profesor astronomi di University of Maryland, menulis tentang GJ 1132b dalam sebuah artikel di jurnal Nature, mencatat bahwa "pentingnya dunia baru ini berasal dari beberapa faktor."

Faktor pertama dari adalah ukurannya - hanya 1,2 kali massa Bumi, dan faktor kedua adalah kedekatannya - hanya 39 tahun cahaya dari matahari kita. Faktor-faktor ini memberikannya judul "Exoplanet yang memiliki ukuran paling dekat dengan Bumi yang saat ini ditemukan."

"Galaksi kita mencakup sekitar 100.000 tahun cahaya. Jadi ini jelas merupakan bintang tetangga yang tergolong dekat dengan Matahari," kata Zachory Berta-Thompson, Postdoc di Kavli Institute for Astrophysics and Space Research dan penulis utama dari makalah yang mengumumkan penemuan tersebut, dalam pernyataan yang sama.

Sebagian besar planet seperti Bumi atau memiliki ukuran seperti Bumi yang dikenal memiliki jarak ratusan atau ribuan tahun cahaya. Kepler-452b yang ditemukan Juli lalu dan dijuluki planet paling mirip Bumi yang ditemukan sejauh ini berjarak 1.400 tahun cahaya dari Bumi. Sebaliknya, HD 219134b yang baru ditemukan hanya berjarak 21 tahun cahaya dari Bumi, tetapi 4,5 kali lebih masif dari planet rumah kita.


Ada lagi yang membuat GJ 1132b sangat penting bagi pengamatan.

GJ 1132b ditemukan menggunakan MEarth-South telescope array, yang terdiri dari delapan teleskop 40 meter yang terletak di Cerro-Tololo Inter-Amerika Observatory di Chile. Array ini memburu exoplanet dengan metode transit (juga digunakan oleh Space Telescope Kepler), yang melihat "peredupan" reguler dalam jumlah cahaya yang datang dari bintang induknya. Peredupan ini menunjukkan bahwa sebuah planet lewat di depan bintang induknya.

GJ 1132b membutuhkan 1,6 hari untuk mengorbit Gliese 1132, bintang induknya (yang berarti orbitnya lebih kecil dari Merkurius). Ini adalah bonus bagi para astronom karena itu berarti planet ini akan lebih sering di lihat.

Kembaran Venus

Dan masih ada lagi: Pendeteksian exoplanet dengan metode transit menawarkan kemungkinan mempelajari atmosfer planet - apakah planet ini mengandung oksigen dan air, atau bahkan tanda-tanda kehidupan; pola angin; bahkan warna matahari terbenam. Saat planet lewat di depan bintang, cahaya melewati atmosfer planet, dan membawa informasi tentang bahan kimia di dalamnya.

Gliese 1132 adalah adalah bintang kerdil jenis M (juga dikenal sebagai katai merah) memiliki diameter hanya 21 persen ukuran matahari, dan memancarkan hanya satu setengah persen kecerahana dari Matahari. Walaupun ukuran planet ini jika dibandingkan dengan bintang induknya membuatnya sangat tidak seperti Bumi, ini juga merupakan keuntungan yang signifikan bagi pengamatan karena cahaya dari bintangnya tidak sepenuhnya menguasai setiap pantulan cahaya yang bisa dikumpulkan dari planet ini.

Meskipun demikian, orbit GJ 1132b sangat dekat dengan bintangnya, menerima secara signifikan lebih banyak radiasi dari Bumi, dan dengan demikian memiliki suhu permukaan lebih tinggi dari Bumi: 275-580 derajat Fahrenheit (135-304 Celcius), yang akan membuatnya mirip dengan Venus.

"Tujuan utama kami adalah untuk menemukan kembaran Bumi, tapi sepanjang jalan kami telah menemukan kembaran Venus," kata astronom David Charbonneau dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CFA), dalam sebuah pernyataan. "Kami menduga planet ini juga memiliki atmosfer seperti Venus.

Kita tahu suhu seperti itu terlalu tinggi bagi kehidupan (seperti yang kita kenal) untuk bertahan hidup, tapi itu cukup dingin untuk menjaga atmosfernya. Menurut pernyataan dari CFA, CJ 1132b adalah planet yang paling dingin dari exoplanet lainnya yang sudah dipastikan berbatu. Sebagai perbandingan, planet terkenal seperti CoRoT-7b dan Kepler-10b memiliki temperatur hingga 2.000 derajat Fahrenheit atau lebih." Pada suhu seperti ini, atmosfer yang mirip dengan Bumi atau Venus jarang bertahan.

Dalam pencarian kehidupan di tempat lain di alam semesta, beberapa ilmuwan berpikir kita harus menargetkan planet seukuran Bumi di sekitar bintang katai merah karena relatif mudah untuk mempelajari atmosfer mereka, dan karena mereka mungkin cukup umum di galaksi. Mungkin, di antara populasi planet itu, para ilmuwan akan menemukan planet yang tepat untuk mendukung kehidupan. GJ 1132b bisa menjadi langkah penting menuju penemuan itu.

Sebuah studi mendalam tentang GJ 1132b bisa dilakukan oleh teleskop Hubble atau teleskop yang lebih baik Space Telescope James Webb, yang dijadwalkan meluncur pada 2018.

Objek Bundar Misterius Ketiga Yang Jatuh Dari Langit Kembali Ditemukan

Objek bundar misterius kedua yang ditemukan di Spanyol.

AstroNesia ~ Beberapa waktu lalu astronesia melaporkan tentang penemuan objek aneh berbentuk bundar yang jatuh dari luar angkasa di lapangan terpencil desa Calasparra di Murcia, Spanyol dan di kota pesisir Laut Hitam Sakarya Karasu , 1.500 mil jauhnya di Turki.

Sekarang warga di desa Villavieja, tak jauh dari Calasparra telah melaporkan penemuan objek serupa kemarin.

Josรฉ Vรฉlez, walikota Calasparra yang juga merasa khawatir mengatakan: "Warga memiliki kekhawatiran nyata tentang apa yang terjadi dan pantas mendapat penjelasan.




"Dari mana objek-objek ini berasal?


"Mengapa mereka jatuh di sini?

"Apakah masih ada lagi yang jatuh?

"Dan apa yang akan terjadi jika ada bola tersebut jatuh ke daerah padat penduduk?"

Dia menambahkan: "Saya pikir ini adalah masalah yang lebih serius".


Anehnya, petani di daerah itu telah melaporkan melihat tujuh atau delapan bola api yang melesat di langit malam - sebelum penemuan ini dan memicu spekulasi akan ada lebih banyak bola yang nantinya akan ditemukan.

Objek kedua yang ditemukan di Spanyol ini memiliki diameter sekitar 80cm dengan lubang di satu ujungnya dan tampaknya dibuat dari kerangka kawat, yang menimbulkan spekulasi ini bisa saja objek tipuan.

Objek ini memerlukan dua orang untuk mengangkatnya dan membuat kawah yang sangat kecil pada dampak.

Para astronom memperingatkan bahwa potongan sampah antariksa yang dikenal sebagai WT1190F akan menghantam bumi Jumat ini di Samudera Hindia, tetapi beberapa ahli telah menyarankan bahwa bola ini bisa saja sampah antariksa.

Penggabungan Dua Lubang Hitam Di Quasar Ini Akan Hasilkan Ledakan Besar

Ilustrasi dua lubang hitam dalam proses penggabungan.

AstroNesia ~ PKS 1302-102 adalah salah satu dari beberapa quasar yang dikenal memiliki sepasang lubang hitam dalam disk akresi nya. Ini juga merupakan kasus aneh bagi para astronom karena akan menghasilkan ledakan kuat ketika dua lubang hitam tersebut bergabung. Para ilmuwan mencoba untuk menentukan skala perkiraan merger ini yang bisa menghasilkan pelepasan energi besar.

"Hasilnya akan menjadi pelepasan energi yang besar, kira-kira setara dengan jutaan supernova, dalam bentuk gelombang gravitasi," kata Matius Graham dari California Institute of Technology (Caltech), salah satu rekan penemu PKS 1302-102.



Quasar adalah di tahap akhir dari proses penggabungan. Ini bisa membantu kita memprediksi seperti apa tahap akhir dari penggabungan lubang hitam  atau berapa lama proses penggabungan ini berlangsung. Ini adalah apa yang disebut "final parsec problem", belum terpecahkan, karena semua model teoritis gagal untuk menjelaskan proses ini.

Graham dan rekan-rekannya di Caltech, menggunakan Catalina Real-Time Transient Survey dan mendeteksi  sinyal kuat berperiodik ketika mengamati PKS 1302-102 dalam cahaya optik dan inframerah. Sinyal periodik adalah sesuatu yang belum pernah di lihat ilmuwan sebelumnya di quasar, sehingga mereka menyarankan bahwa hal itu disebabkan oleh kehadiran sepasang lubang hitam supermasif.

"Pada bulan Januari 2015, kami melaporkan bahwa kami mendeteksi sinyal periodik lima tahun dalam dua puluh tahun data optik PG1302-102 di Nature. Kami menawarkan sejumlah mekanisme fisik yang memungkinkan hal ini tapi mereka semua memerlukan sebuah lubang hitam supermasif biner sebagai hipotesis dasar , " kata Graham menjelaskan.

"Ini memiliki variasi periodik, tidak berkedip-kedip acak. Hal ini terjadi pada semua panjang gelombang yang dapat kita selidiki, bukan hanya di inframerah. Hal ini pertama ditemukan dalam cahaya tampak ," kata George Djorgovski dari Caltech, juga salah satu rekan penemu quasar ini.


Dia mengungkapkan bahwa sejumlah makalah berikutnya telah keluar tahun ini dan mendukung penafsiran tentang data mereka. Sebagai contoh, sebuah makalah terbaru dari D'Orazio, Haiman dan Schiminovich di Jurnal Nature, di mana mereka menemukan variasi periodik ultraviolet dalam data arsip, menunjukkan bahwa gerak dari dua  lubang hitam yang saling mengorbit menyebabkan sinyal periodik ini.

"Sinyal inframerah menunjukkan bahwa quasar ini memiliki variasi periodik, bukti lebih lanjut dari data optik dan ultraviolet juga mendukung kehadiran lubang hitam supermasif biner di quasar ini," kata Graham.

Saat kita menunggu hasil dari penggabungan dua lubang hitam supermasif di PKS 1302-102, ilmuwan menghitung bahwa penggabungan ini sebenarnya sudah terjadi saat ini. Itu karena quasar ini berada sekitar 3,5 miliar tahun cahaya dari Bumi dan mereka memperkirakan bahwa penggabungan itu telah berlangsung sekitar 3,39 miliar tahun yang lalu. Jika demikian, cahaya dari peristiwa ini akan tiba di Bumi setidaknya 100 juta tahun lagi.

Lubang Hitam Di Kluster Galaksi Ini Hasilkan Ledakan Terkuat Di Alam Semesta Setelah Big Bang

Kluster galaksi MS 0.735,6+7421 (foto) sedang terkoyak oleh ledakan besar yang memancar keluar dari lubang hitam supermasif di pusatnya. Gas panas (digambarkan dengan warna biru) mengelilingi cluster dapat dilihat dengan rongga yang diciptakan oleh gelombang radio dihasilkan oleh ledakan itu (ditampilkan dalam warna pink)

AstroNesia ~ Membentang hampir dua juta tahun cahaya, ledakan yang terjadi satu dekade lalu ini diyakini sebagai ledakan yang paling kuat di alam semesta setelah Big Bang.

Sekarang letusan besar ini, yang masih merobek kluster galaksi jauh, telah mengungkap semua kekuatannya dalam foto yang dirilis oleh para astronom.

Cluster itu dikenal sebagai MS 0.735,6 +7421, yang disatukan oleh lubang hitam supermasif di pusatnya yang bertanggung jawab atas ledakan besar energi ini.




Jet gelombang radio dapat dilihat meledak keluar dari lubang hitam yang digambarkan sebagai 'ledakan terbesar di alam semesta yang terlihat oleh para ilmuwan sampai saat ini'.

Ledakan besar energi ini diperkirakan telah berlangsung selama lebih dari 100 juta tahun dan konon disebabkan oleh pelepasan energi gravitasi besar dari lubang hitam.

Hal ini disebabkan saat materi dikeluarkan sebelum ditangkap oleh lubang hitam.

Para astronom memperkirakan lubang hitam supermasif raksasa menelan setara dengan 300 juta matahari untuk menghasilkan ledakan besar seperti ini.

Ledakan ini begitu kuat sehingga jet bercahaya gelombang radio dan ledakan besar sinar-X yang dilepaskannya dapat dilihat bersinar melalui gas panas yang mengelilingi cluster galaksi.


Meskipun ledakan itu pertama kali terlihat pada tahun 2005, para ilmuwan yang bekerja pada Observatorium sinar-X NASA Chandra telah menggabungkan serangkaian gambar dari MS 0.735,6+7421 untuk membantu mengilustrasikan kekuatan ledakan itu.

Secara khusus, gambar ini menunjukkan bola besar gas panas yang mengelilingi cluster galaksi dengan jet gelombang radio besar yang dibuang oleh lubang hitam di pusat kluster dan menciptakan rongga masif yang melaluinya.

Setiap rongga memiliki lebar antara 652.300 dan 782.800 tahun cahaya.

MS 0.735,6+7421 diperkirakan berjarak sekitar 2,6 miliar tahun cahaya dari Bumi dan dapat ditemukan dalam konstelasi Camelopardalis.

Ledakan ini awalnya ditemukan setelah para astronom menemukan lubang hitam di pusatnya yang tampak tumbuh pada tingkat yang luar biasa.

Mereka menghitung berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk menciptakan rongga yang ditinggalkan oleh ledakan, dengan asumsi bahwa 10 persen dari energi gravitasi digunakan untuk meluncurkan jet.


Perhitungan ini mengungkapkan bahwa ledakan itu telah menghasilkan energi setara dengan ratusan juta semburan sinar gamma.

Pencarian Bumi Lain (Video)

Ilustrasi Kepler-62f

AstroNesia ~ Dua puluh tahun yang lalu, para astronom mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sebuah planet seperti Jupiter yang mengorbit di sekitar bintang yang mirip dengan matahari kita, planet itu bernama 51 Pegasi b.

Meskipun penemuan itu sangat revolusioner, menemukan sebuah planet mirip Bumi masih di luar jangkauan kita.




51 Pegasi b adalah planet pertama yang ditemukan mengorbit sebuah bintang deret utama mirip Matahari kita yang disebut 51 Pegasi, dan menandai terobosan dalam penelitian astronomi.


Nama 51 Pegasi b adalah nama resmi planet ini.

Penemuan exoplanet ini diumumkan pada tanggal 6 Oktober 1995, oleh Michel Mayor dan Didier Queloz dari Universitas Jenewa di jurnal Nature.

Dan dalam 20 tahun terakhir, para astronom telah menemukan ribuan dunia eksotis baru, mulai untuk mengkarakterisasi atmosfer planet yang jauh, dan sedang mengembangkan teknologi mutakhir untuk memulai pada pencarian kehidupan alien.


Lihat dokumenter NASA di bawah ini yang bercerita tentang pelopor dalam perburuan planet dan bagaimana kita semakin dekat untuk menjawab salah satu pertanyaan umat manusia yang paling kuno : Apakah ada kehidupan di tempat lain di alam semesta?

Badai Asam Sulfur Mengamuk Di Permukaan Venus

ESA Venus Express telah menunjukkan bahwa pusaran kutub di Venus adalah yang paling variabel dalam tata surya. Rangkaian gambar kutub selatan Venus 'diambil dengan instrumen VirTis dari Februari 2007 (kiri atas) hingga April 2008 (kanan bawah).

AstroNesia ~ Jika Anda berpikir badai di Bumi sangat buruk - pikirkan lagi.

Badan Antariksa Eropa telah mengungkapkan gambar terbaru dari wahana antariksa Venus Express yang menunjukkan badai besar Venus.

Mereka mengungkapkan pusaran raksasa berukuran sampai 4.000 km dengan kecepatan angis sampai 400 km / jam di awan tingginya.




Pada 9 November 2005, 10 tahun yang lalu hari ini, ESA pesawat ruang angkasa Venus Express meninggalkan Bumi dan memulai perjalanan 153 hari ke Venus. Wahana ini kemudian menghabiskan delapan tahun mempelajari Venus secara rinci sebelum misinya berakhir pada Desember 2014.

Salah satu tujuan misi ini adalah untuk mengamati atmosfer Venus secara terus menerus dalam jangka panjang dalam upaya untuk memahami perilaku dinamisnya.

Atmosfer Venus adalah adalah terpadat dari semua planet terestrial di Tata Surya dan terdiri hampir seluruhnya dari karbon dioksida.

Planet ini juga dibungkus dalam lapisan awan tebal yang sebagian besar terbuat dari asam sulfat.


Kombinasi gas rumah kaca dan lapisan awan abadi menyebabkan pemanasan rumah kaca yang sangat besar, membuat permukaan Venus 'sangat panas - bersuhu lebih 450 ยบ C - dan tersembunyi dari mata kita.

Meskipun angin di permukaan Venus bergerak sangat lambat, sekitar beberapa kilometer per jam, kepadatan atmosfer pada ketinggian yang lebih tinggi begitu besar sehingga mereka mengerahkan kekuatan yang lebih besar dibanding angin tercepat di Bumi.

Citra pusaran angin ini diambil Venus Express di kutub selatan Venus.


Gambar ini diambil oleh Visible and Infrared Thermal Imaging Spectrometer (VIRTIS) antara Februari 2007 dan April 2008. Sebuah pusaran kutub yang ditangkap oleh VirTis dibuat ketika udara hangat dari khatulistiwa naik dan memutar ke arah kutub planet, menciptakan pusaran yang berputar-putar.

Objek Hitam Misterius Kedua Yang Jatuh Dari Luar Angkasa Ditemukan Di Turki

Objek yang ditemukan di Spanyol (kiri) dan yang ditemukan di Turki

AstroNesia ~ Sebuah objek bulat aneh yang jatuh dari langit kembali ditemukan di Turki. Sebelumnya, objek serupa di temukan sekitar 1.500 mil jauhnya di Spanyol.

Laporan lokal mengatakan objek logam bulat aneh ini ditemukan di pantai pesisir Laut Hitam dari Sakarya Karasu.

Ahli bom memeriksanya dan setelah mengesampingkan itu bukan bahan peledak, objek itu dibawa pergi oleh para pejabat militer.




Masyarakat di Turki dan Spanyol percaya bahwa objek ini mungkin bagian dari satelit yang mengorbit Bumi, tetapi tidak diketahui apakah mereka saling terhubung.


Namun, meskipun objek ini terpisah sejauh 1.500 mil, kedua benda ini ditemukan di lintang yang sama.

Tetapi beberapa peneliti UFO percaya ini lebih dari itu.

Baca juga : Objek Hitam Misterius Yang Jatuh Dari Luar Angkasa Ditemukan Di Spanyol

Gunung Berapi Es Mungkin Meletus Di Pluto

Fitur yang diduga gunung berapi es  di Pluto (terlihat di tengah) pada gambar NASA ini, ditangkap oleh pesawat ruang angkasa New Horizons. Gunung ini disebut Wright Mons, adalah fitur yang aneh yang memiliki lebar 100 mil dan tinggi 13.000 kaki dengan cekungan mirip kawah di puncaknya.

AstroNesiaGunung berapi es mungkin menjulang di tepi selatan strukur hati Pluto.

Gambar dari wahana NASA New Horizons telah mengidentifikasi dua puncak yang menjulang hampir 4 mil (6 kilometer) di atas permukaan planet kerdil itu dan ilmuwan mengatakan bahw fitur fisik puncak gunung itu 'menyarankan mungkin gunung berapi.


"Ini adalah dua fitur yang sangat luar biasa," kata Oliver White, seorang peneliti postdoctoral New Horizons di NASA Ames Research Center di California, mengatakan pada pertemuan tahunan ke-47 dari Division for Planetary Sciences of the American Astronomical Society (AAS). "Struktur seperti ini belum pernah terlihat di tata surya," katanya.



Pluto adalah sebuah dunia es kecil di tepi Tata Surya, sebagian besar tidak terlihat oleh para ilmuwan sampai pada Juli 2015, saat wahana antariksa New Horizons terbang melewatinya, memberikan umat manusia tampilan jelas pertama di permukaan planet kerdil itu.

Sebelum terbang lintas New Horizons, kebanyakan ilmuwan berpikir bahwa Pluto terlalu kecil untuk mempertahankan panas internal yang diperlukan untuk menggerakkan proses geologi seperti arus gletser dan vulkanisme. Tapi pesawat ruang angkasa yang bergerak cepat ini mengungkapkan bahwa permukaan Pluto jauh lebih muda dari ilmuwan duga, menunjukkan bahwa proses geologi sedang berlangsung di Pluto, dan sesuatu harus menjaga hal-hal hangat di bawah permukaannya.

Dua gunung besar, yang membentang ratusan mil, terletak di tepi selatan wilayah berbentuk hati di permukaan Pluto. Pegunungan ini secara informal bernama Wright Mons dan Picard Mons, dan gunung ini memiliki kawah di puncaknya. Puncak ini mengingatkan akan puncak gunung berapi di Bumi yang disebut "gunung berapi perisai".

"Apa pun mereka, pasti mereka sangat aneh" - ', tapi saat ini, gunung berapi' adalah hipotesis yang ada saat ini, "kata White pada konferensi pers.

Lokasi dua gunung di Pluto yang kemungkinan gunung berapi es.

Meskipun fitur gunung ini sangat mirip dengan gunung berapi, peneliti New Horizons Jeff Moore, dari NASA Ames Research Field, mengatakan dalam sebuah sesi sebelumnya bahwa mereka belum siap untuk meyakinkan bahwa ada bukti untuk cryovolcanism di Pluto.

"Ini terlihat mencurigakan, dan kami ingin melihatnya dari dekat," kata Moore.


Para ilmuwan belum tahu apa yang bisa menghasilkan panas di dalam Pluto yang diperlukan untuk membuat sebuah gunung berapi di permukaan. Salah satu kemungkinan, juga dipresentasikan di konferensi ini, adalah bubur mantel amonia-air yang terletak di bawah permukaan. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana Alex Trowbridge dan profesor Jay Melosh, dari Purdue University di Indiana, menunjukkan bahwa saat material yang lebih dingin tenggelam melalui lapisan bawah permukaan, material panas mungkin naik, menyebabkan aktivitas geologi yang dapat mencakup cryovolcanism.

Yang Pertama Dari Jenis Mereka

Meskipun istilah "cryovolcanism" telah diterapkan pada objek lain di tata surya, White menekankan bahwa fitur pada Pluto sangat unik. Bulan beku Saturnus, Enceladus diketahui memuntahkan material dari kutub selatannya, tetapi sumber muntahan ini berasal dari celah di tanah, bukan fitur pegunungan. Cryovolcanism juga diduga ada di Titan, bulan Saturnus yang lain, White menunjukkan bahwa cryovolcanoes diidentifikasi di Titan oleh radar dan masih diperdebatkan. Sebaliknya, fitur di Pluto terlihat jelas dan sangat mirip dengan gunung berapi bumi.