Lujendra Ojha : Mantan Gitaris Metal Penemu Air Di Mars


AstroNesia ~ Kita selalu tahu itu! Mars memiliki air, air yang mengalir. Orang-orang baik di NASA telah mengkonfirmasi hal ini, mereka patut di puji. Jelas langkah berikutnya adalah menemukan alien. Tapi kemudian mungkin MIB datang ke kita dan menetralisir ingatan kita hehehehe.

Namun cerita ini bukan tentang planet merah tapi tentang jiwa muda yang membantu menemukan air cair di sana yang menunjukkan bahwa pertanyaan dari 'Kehidupan di Mars' bukan hanya sekedar imajinasi tetapi sudah "sangat mungkin".



Jadi, temui Lujendra Ojha, seorang kandidat PhD di Planetary Science di Georgia Institute of Technology, yang karyanya sangat penting dalam memastikan bahwa NASA tidak hanya mencari, tetapi menemukan air mengalir di Mars, pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.
 


Pada tahun 2011, Luju, nama pendeknya, adalah bagian dari sebuah tim yang menulis sebuah makalah tentang adanya air yang mengalir di Mars.

Tim penelitian mereka, yang dipimpin oleh peneliti utama Alfred McEwen, adalah yang pertama melihat fitur seperti garis gelap pada gambar dari permukaan lereng curam di belahan bumi selatan Mars, ditangkap oleh kamera Mars NASA Reconnaissance Orbiter.


Lujendra tidak hanya menjadi seorang ahli dalam bidang astronomi, tapi dia juga gitaris Gorkha, sebuah band heavy metal.

Lahir di Nepal, Luju pindah ke Amerika pada tahun 2005 dengan orang tuanya. Dia selalu tertarik dengan musik tapi setelah membaca Hawking's A Brief History of Time, saat ia masih belajar di Kathmandu Galaxy Public School, ia memutuskan untuk mempelajari ilmu antariksa dengan serius.

Dalam jejaring sosial miliknya terpampang foto-foto dia di atas panggung, memakai kaus, berambut gondrong, dan memegang gitar.

"Iya, itu kehidupan saya yang lama. Saya tidak beruntung di musik, karena menurut saya, tidak menghasilkan banyak uang. Kemudian, saya tertarik pada sains dan berharap ada banyak uang di sana. Ternyata tidak ada juga," ujar dia berkelakar mengenai jalan hidupnya selama ini.


Ojha tidak menganggap dia sebagai astrobiolog atau ilmuwan ahli planet. Sebab, di usia 25 tahun, ia masih belajar untuk mendapatkan gelar Ph.D di Georgia Tech. Selain bermain dengan analisis foto melalui Mars Reconnaissance Orbiter (MRO), dia juga sedang mempelajari ilmu gempa bumi di Himalaya.


Awalnya, Ojha hanya warga Nepal biasa yang ikut keluarganya pindah ke Amerika, tepatnya di Tucson, Arizona. Awal kariernya di sains adalah bekerja sama dengan Alfred McEwen yang mengoperasikan kamera resolusi tinggi milik MRO.

"Penemuan RSL (Recurring Slope Lineae, nama barisan air asin yang ditemukan di Mars), merupakan thesis saya ketika di University of Arizona," kata Ojha.

Pada 2011, McEwen dan Ojha memperkenalkan RSL serta kemungkinan adanya lahan basah di Mars. Ojha menyambangi Georgia Tech untuk meneruskan pekerjaan itu, dan setiap Senin.

Dia dan McEwen berdiskusi dengan NASA terkait temuan itu. Temuan Ojha dan McEwen pun pernah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.

Ojha saat ini masih harus menyelesaikan satu tahun pendidikannya di Georgia Tech. Dia juga bekerja di NASA Insight Mission untuk menggali lebih dalam lagi kemungkinan-kemungkinan baru di Planet Mars. Selain itu, dia tertarik mempelajari gempa bumi Himalaya, beberapa bulan setelah kejadian tragis itu terjadi di Nepal, kampung halamannya.

Struktur Seperti Fosil Kadal Terlihat Di Planet Mars


AstroNesia ~ Berikut ini adalah sebuah gambar yang menunjukkan struktur seperti fosil kadal di planet Mars.


Terlihat dalam gambar struktur itu memiliki sesuatu yang mirip tengkorak dan tulang belakang yang menyatu dengan batu membentuk fosil. Entah ini fosil makhluk hidup Mars di masa lalu atau hanya sebuah batu yang secara kebetulan membentuk seperti fosil kadal.... kita tak akan pernah tahu karena NASA selalu jelas tidak akan meneliti hal ini.

Saat ini, air cair (tepatnya air asin) sudah ditemukan di Mars yang menambah potensi adanya makhluk hidup disana.

Gambar ini ditemukan oleh Paranormal Crucible.

Link gambar NASA : http://mars.jpl.nasa.gov/msl-raw-images/msss/01000/mcam/1000MR0044630300503590E02_DXXX.jpg

Garis Misterius Yang Menjadi Bukti Air Mengalir Ada Di Mars


AstroNesia ~ Apa yang menciptakan garis-garis gelap misterius di dekat puncak bukit Mars itu? Garis itu disebut Recurring Slope Linea (RSL), fitur gelap ini di mulai di lereng bukit dan turun kawah tetapi biasanya tidak meluas sampai ke bagian bawah.  

Apa yang lebih tidak biasa adalah garis-garis ini tampaknya berubah seiring perubahan musim, tampil segar dan berkembang selama cuaca hangat dan menghilang selama musim dingin.



Setelah banyak penelitian, termasuk menganalisis data kimia baru-baru ini, sebuah hipotesis terkemuka telah muncul bahwa garis-garis ini kemungkinan dibuat oleh air asin cairan yang menguap ketika mengalir.

Sumber air asin ini belum jelas tapi ada dua kemungkinan, pertama kondensasi air dari atmosfer Mars atau dari waduk bawah tanah.  

Kesimpulan menariknya adalah jika air asin ini tidak terlalu asin, mereka mungkin dapat mendukung kehidupan mikroba di Mars bahkan hari ini.  

Gambar ini menampilkan sebuah bukit di dalam kawah Horowitz yang diselidiki oleh instrumen wahana Mars Reconnaissance Orbiter.

Mengapa NASA Tidak Mengarahkan Curiosity Pada Lokasi Temuan Air?

Curiosity

AstroNesia ~ Ketika seluruh dunia di hebohkan atas penemuan aliran air asin di Mars, timbul pertanyaan kontroversi yang ditujukan kepada NASA, "Mengapa NASA tidak mengarahkan langsung Curiosity pada lokasi penemuan air itu untuk mengambil bukti dan memeriksanya lebih teliti".

Lokasi dimana MRO (Mars Reconnaissance Orbiter) melihat tanda-tanda air itu hanya 50 km dari tempat Curiosity di daratan.



Menurut situs NPR.org, mungkin ada dua alasan tidak mengirimkan Curiosity untuk memotret air itu dengan sempurna.

Yang pertama, perjalanan terjauh Curiosity yang dapat dia tempuh dalam sehari hanya sekitar 150 meter, itu juga kalau tidak ada hambatan di jalan. Kalau dipikir-pikir, Curiosity akan memakan waktu sekitar satu tahun untuk sampai ke sana.

Alasan lain mungkin NASA menyimpannya sebagai kejutan nantinya.


Mungkin Curiosity juga membawa beberapa sampel bakteri dari Bumi, sehingga NASA tidak ingin mereka mencampur atau mencemari kemungkinan bakteri atau beberapa organisme sel tunggal yang mungkin ada di air asin Planet Merah itu.

Misi Curiosity, seperti rover lainnya yang ada di Mars, bukan untuk mendeteksi atau mencari makhluk hidup di Mars sehingga ia selalu diarahkan untuk menjauh dari tempat-tempat di mana mungkin ada air.

"Dengan kata lain, NASA tidak ingin mencemari planet lain dan mereka juga tidak ingin planet lain mencemari kita," tambah laporan itu.

Curiosity telah bekerja di Mars sejak awal Agustus 2012.


Pada bulan April tahun ini, Curiosity menemukan bahwa mungkin ada air cair dekat permukaan Mars. Kesimpulan ini didapat karena ia mendeteksi kalsium perklorat yang melimpah di tanah Mars. Zat ini menurunkan titik beku air sehingga air tidak membeku menjadi es, tapi cair dan hadir dalam bentuk air asin - air garam.

Curiosity juga telah mendeteksi nitrogen di permukaan Mars yang dilepaskan oleh pemanasan sedimen Mars. Nitrogen ini terdeteksi dalam bentuk oksida nitrat, dan bisa dilepaskan dari pemecahan dengan pemanasan nitrat, atau kelas molekul yang mengandung nitrogen dalam bentuk yang dapat digunakan oleh organisme hidup.

Penemuan ini menambah bukti bahwa Mars kuno layak huni bagi kehidupan.

Penemuan Air Di Mars Dapat Membantu Membawa Manusia Ke Sana


AstroNesia ~ Mungkin lebih mudah tinggal di Mars dari yang diduga sebelumnya. Kemarin (28 September), para ilmuwan mengumumkan bahwa garis-garis gelap misterius - disebut recurring slope lineae (RSL) - yang muncul di lereng curam planet Mars ketika cuaca hangat, disebabkan oleh air cair asin.

Penemuan ini meningkatkan kemungkinan bahwa kehidupan mungkin ada saat ini pada atau dekat permukaan Mars, kata para peneliti.



Dan itu membuat lebih mudah menempatkan manusia di Planet Mars. NASA berencana mengirim misi berawak ke Mars tahun 2030an.

Air Mars dapat menjadi sumber daya penting bagi penjelajah manusia masa depan dan penduduk Mars, mengurangi biaya dan meningkatkan ketahanan aktivitas manusia di Planet Merah," kata anggota tim penemuan Mary Beth Wilhelm, dari Pusat Penelitian Ames NASA di Moffett Field, California.

"Ke depan, sangat penting bagi kita untuk lebih memahami fitur sumber air ini, serta jumlahnya," kata Wilhelm kemarin saat konferensi pers.

Mengetahui hal itu mungkin tidak membutuhkan waktu lama, kata para pejabat NASA.

"Sekarang kita tahu apa yang kita cari dengan HiRISE, kita dapat memulai pencarian yang lebih baik dan lebih metodis," kata Jim Green, direktur divisi Planetary Science NASA, mengatakan selama konferensi pers.


HiRISE, yang merupakan singkatan dari High Resolution Imaging Science Experiment, adalah kamera kuat yang dibawa wahana NASA Mars Reconnaissance Orbiter (MRO). HiRISE pertama kali melihat garis-garis RSL pada tahun 2011, dan air alam cair dapat dikonfirmasi berkat data yang dikumpulkan oleh instrumen MRO lain yang disebut CRISM (Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars).

"Kami dapat meneliti lebih lanjut apakah kita dapat menetukan jaringan akuifer semacam apa yang memasok fitur RSL ini. Tapi kami belum tahu, ada teori dan ide-ide lain, tapi itu sebenarnya langkah berikutnya , "kata Green. "Jadi kalau memang ada semacam sumber daya yang mencurigakan, kita dapat mulai menyelidikinya, kita mungkin bisa menjawab pertanyaan itu cukup cepat."

Kemungkinan sumber lain untuk fitur RSL ini termasuk uap air di atmosfer Mars yang tipis dan mencairnya es di bawah permukaan, kata peneliti dalam studi baru mereka, yang dipublikasikan secara online kemarin di jurnal Nature Geoscience.

NASA ingin mengusulkan misi berawak ke permukaan Mars untuk hidup dari tanah Mars sebanyak dan seaman mungkin. Memang, NASA akan mengirimkan rover terbaru ke Mars, yang dijadwalkan lepas landas pada tahun 2020, akan membawa instrumen yang dirancang untuk mengeksploitasi sumber daya asli Mars.

Instrumen itu, disebut Mars Oxygen ISRU Experiment (MOXIE), adalah demonstrasi teknologi yang akan mengubah karbon dioksida di atmosfer menjadi oksigen murni dan karbon monoksida. Secara teoritis, para perintis Mars bisa menggunakan versi besar dari alat tersebut untuk tetap hidup dan untuk membantu mereka menuju dan pulang dari Planet Merah. (Oksigen dapat digunakan untuk membakar bahan bakar roket.)

Pengamatan oleh MRO, NASA Curiosity rover dan pesawat ruang angkasa lainnya telah menunjukkan bahwa Mars memiliki banyak sumber daya lain yang berpotensi dapat di manfaatkan manusia, kata mantan astronot John Grunsfeld dari NASA's Science Mission Directorate.

Grunsfeld menyebutkan perklorat, senyawa klorin yang banyak terkandung di tanah Mars. Pendorong roket padat pada armada ulang-alik NASA yang pensiun membakar bahan bakaraluminium perklorat, kata Grunsfeld.

"Pada prinsipnya, Anda bisa membuat bahan bakar roket padat di Mars", ia mengatakan selama konferensi pers kemarin.

Tapi air mungkin merupakan sumber daya yang paling penting bagi penjelajah dan pemukim di Mars masa depan, yang menjadikan penemuan RSL begitu menarik bagi orang-orang yang siap meluncurkan misi berawak ke Mars.

Google Rayakan Temuan Air Di Mars

Google Doodle tanggal 29 September 2015

AstroNesia ~ Hari ini, berita mengejutkan di keluarkan NASA yang mengatakan bahwa mereka telah menemukan air di Mars (lebih tepatnya air asin). Tim Google Doodles dengan cepat bertindak dan membuat sebuah animas Doodle sebuah planet yang kehausan dan kering sedang minum.



Pada huruf 'O' kedua di kata Google, diganti dengan animasi planet Mars merah yang berputar memegang segelas air, lalu meminumnya hingga habis. Animasi tersebut mirip makhluk hidup yang sangat senang ketika menemukan air dan meminumnya.  Penemuan air di planet Mars ini memang sangat penting. Hal ini dapat memperbesar peluang bahwa "MUNGKIN" ada kehidupan di Mars.

Keberadaan air ini ditunjukkan oleh adanya garis-garis gelap misterius di Mars - yang disebut recurring slope lineae (RSL) - muncul musiman pada lerenga curam Mars yang relatif hangat, yang disebabkan oleh air asin cair mengalir turun, kata para peneliti.

Google Doodle yang muncul tanggal 29 September 2015

RSL muncul saat cuaca hangat tapi memudar saat suhu mulai turun, menyebabkan banyak peneliti berspekulasi bahwa air cair yang terlibat dalam pembentukannya. Studi baru yang diterbitkan hari ini (28 September) di jurnal Nature Geoscience, sangat mendukung hipotesis itu, kata anggota tim.

Anda dapat melihat ulasan lebih lengkap tentang penemuan air ini disini : NASA Umumkan Penemuan Air Yang Mengalir Di Permukaan Mars

Gambar Spektakuler Gerhana Bulan Supermoon 28 September 2015

AstroNesia ~ Berikut ini beberapa gambar spektakuler dari Gerhana Bulan Supermoon yang terjadi pada tanggal 28 September yang diambil dari beberapa tempat di dunia.

Fenomena ini sangat langka karena menggabungkan dua fenomena astronomi terdasyat, yakni gerhana bulan dan fenomena supermoon. Supermoon terjadi saat bulan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi.

Seperti apa rupanya? Yuk kita lihat

1. Gerhana Bulan Supermoon di Manatee County, Florida (Victor Rogus)

http://astronesia.blogspot.com/

2. Gerhana Bulan Supermoon terbit di Las Vegas, bulan terlihat seperti Death Star


3. Gerhana Bulan Supermoon diatas Monumen Washington di Washington, DC (Aubrey Gemignani)


4. Gerhana Bulan Supermoon dari Gedung Capitol Colorado di Denver (Bill Ingalls)


5. Gerhana Bulan Supermoon di atas Tuscon, Arizona (Sean Parker)


6. Gerhana Bulan Supermoon di Gedung Empire State di New York (Joel Kowsky)


7. Gerhana Bulan Supermoon dari Mt. Lemmon SkyCenter in Arizona.



Itulah beberapa gambar indah dari gerhana bulan supermoon yang astronesia dapat kumpulkan....

NASA Umumkan Penemuan Air Yang Mengalir Di Permukaan Mars

Garis gelap dan sempit yang memiliki panjang 100 meter (disebut recurring slope lineae (RSL) yang terlihat menuruni lereng planet Mars yang diyakini dibentuk oleh air yang mengalir saat ini dipermukaan Mars.  Baru-baru ini, para ilmuwan planet mendeteksi garam terhidrasi di lereng kawah Hale yang menguatkan hipotesis bahwa garis itu memang dibentuk oleh air cair. Warna biru yang terlihat diatas lembah dari garis-garis gelap ini dianggap tidak terkait dengan pembentukan mereka, melainkan garis-garis ini berasal dari kehadiran piroksen mineral.

AstroNesia ~ Studi baru menunjukkan bahwa saat ini ada air yang mengalir di permukaan Mars yang meningkatkan kemungkinan bahwa kehidupan bisa ada di sana.

Garis-garis gelap misterius di Mars - yang disebut recurring slope lineae (RSL) - muncul musiman pada lereng curam Mars yang relatif hangat, yang disebabkan oleh air asin cair mengalir turun, kata para peneliti.



"Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan di Bumi," kata penulis utama studi Lujendra Ojha, dari Georgia Institute of Technology di Atlanta. "Kehadiran air cair di masa kini di permukaan Mars menunjuk bahwa lingkungan disana lebih layak huni daripada yang diperkirakan sebelumnya."

Ojha adalah bagian dari tim yang pertama kali menemukan RSL pada tahun 2011, dengan mempelajari foto yang diambil oleh kamera High Resolution Imaging Science Experiment yang berada pada NASA Mars Reconnaissance Orbiter (MRO).

Ini adalah salah satu bukti kuat adanya air mengalir di permukaan Mars. Gambar ini sudah lama ditemukan oleh pemburu UFO, tapi entah kenapa NASA tidak meresponnya. Gambar diambil oleh Curiosity. Lihat :
Cairan Seperti Air Terlihat Mengalir Dari Celah Batuan Mars

RSL terjadi di banyak lokasi yang berbeda di Mars, dari daerah khatulistiwa hingga lintang tengah Mars. Garis ini hanya memiliki lebar 1,6 kaki ke 16 kaki (0,5 sampai 5 meter), tetapi mereka dapat memanjang sampai ratusan meter ke bawah lereng.

RSL muncul saat cuaca hangat tapi memudar saat suhu mulai turun, menyebabkan banyak peneliti berspekulasi bahwa air cair terlibat dalam pembentukannya. Studi baru yang diterbitkan hari ini (28 September) di jurnal Nature Geoscience, sangat mendukung hipotesis itu, kata anggota tim.

Ojha dan rekan-rekannya meneliti data yang dikumpulkan di sekitar empat lokasi RSL yang berbeda dengan instrumen MRO lainnya, Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM).

"Dengan menggunakan alat ini, kita dapat mengetahui susunan mineralogi dari material permukaan Mars," kata Ojha. "Apa yang kami temukan adalah pada waktu dan tempat ketika kita melihat RSL terbanyak di permukaan Mars, kami juga menemukan bukti spektral kehadiran garam terhidrasi di lereng di mana RSL terbentuk."

Garam terhidrasi adalah endapan dari air cair, sehingga mendeteksi mereka menjadi hal yang sangat penting, karena keadaan membuat CRISM tidak mungkin bisa melihat air RSL secara langsung. (Alat tersebut hanya bisa dioperasikan setiap pukul 3.00 sore waktu Mars ketika air permukaan kemungkinan akan menguap, Ojha kata.

Garam di RSL ini tampaknya perklorat, kelas zat klorin yang tersebar luas di Mars. Garam-garam ini menurunkan titik beku air dari 32 derajat Fahrenheit (0 derajat Celsius) sampai minus 94 F (minus 70 C), kata Ojha.

"Hal ini sangat meningkatkan kestabilan air garam [air asin] di Mars," katanya.

Perklorat dapat menyerap air di atmosfer, kata Ojha. Tapi tidak jelas apakah udara Mars sumber air di aliran air garam ini atau bukan.
Kemungkinan lainnya termasuk mencairnya es permukaan atau es dekat permukaan.

"Sangat masuk akal RSL yang terbentuk di tempat berbeda di Mars di buat oleh mekanisme pembentukan yang berbeda juga", kata tim.

Pengamatan oleh NASA Curiosity rover dan pesawat ruang angkasa lainnya telah menunjukkan bahwa, miliaran tahun yang lalu, Planet Merah adalah dunia yang relatif hangat dan basah yang bisa mendukung kehidupan mikroba, setidaknya di beberapa tempat.


Saat ini, Mars sangat dingin dan kering, itulah sebabnya mengapa penemuan RSL menghasilkan begitu banyak kegembiraan selama empat tahun terakhir: Fitur ini menunjukkan kemungkinan bahwa bentuk-bentuk kehidupan sederhana bisa ada di permukaan Mars saat ini.

Tetapi hasilnya baru ini tidak berarti bahwa kehidupan tumbuh subur di Mars saat ini. Ini hanya "kemungkinan", kata Ojha menekankan. Air asin perklorat memiliki "aktivitas air" yang sangat sederhana katanya.

"Jika RSL adalah air asin perklorat-jenuh, maka kehidupan seperti yang kita tahu seperti di Bumi tidak dapat bertahan di aktivitas air serendah itu," kata Ojha.

Penemuan RSL juga memiliki implikasi untuk di eksplorasi di masa mendatang saat manusia di kirim ke Mars, kata para peneliti. NASA berencana untuk menempatkan manusia di Planet Merah itu pada akhir tahun 2030-an, dan keberadaan air cair - bahkan air sangat asin - di permukaan bisa membantu upaya ambisius ini.

NASA Temukan Kehidupan Di Mars? NASA Adakan Konfrensi Pers Dadakan Untuk Umumkan Temuan Terbesar Di Mars

http://astronesia.blogspot.com/
Mars

AstroNesia ~ Badan antariksa AS, NASA, kembali akan mengadakan konferensi pers dadakan, di mana mereka akan mengumumkan bahwa mereka telah memecahkan misteri terbesar tentang Planet Merah.

NASA telah melakukan hal serupa sebelumnya saat mengumumkan penemuan terbesar tentang planet paling mirip Bumi- seperti pada bulan Juli ketika mereka mengungkapkan keberadaan planet paling mirip Bumi yang layak huni di luar Tata Surya kita, Kepler-452b.




Spekulasi muncul dikalangan pengamat antariksa bahwa NASA akan mengumumkan bahwa mereka telah menemukan kehidupan di Mars.

Jim Green, direktur sains planet NASA dan Michael Meyer, pemimpin ilmuwan untuk Program Eksplorasi Mars, akan berada di antara para ahli yang hadir di acara ini.

Banyak yang meyakini bahwa NASA bisa saja mengumumkan bahwa mereka telah menemukan kehidupan mikroba di tetangga dekat Bumi itu atau alternatif lainnya bahwa mereka telah menemukan bukti air mengalir disana. Baca :
Cairan Seperti Air Terlihat Mengalir Dari Celah Batuan Mars

Teori kedua ini diperkuat karena adanya kehadiran Lujendra Ojha dari Georgia Institute of Technology di Atlanta.

Ilmuwan Ohja pertama kali muncul dengan teori bahwa Mars memiliki air garam cair yang mengalir dipermukaannya selama musim panas di Mars

Sampai awal tahun ini, para ahli berpikir ada es di Mars tapi disana terlalu dingin untuk merubah es itu menjadi air cair.


Namun pada bulan April, NASA Curiosity Rover menemukan tanah Mars mengandung sedikit air garam cair dan bulan lalu, rover ini juga mengidentifikasi batuan yang berada beberapa meter di dalam tanah mengandung hingga empat kali lebih banyak air dibanding dugaan sebelumnya.

NASA akan mengadakan konfrensi singkat ini pada hari Senin, 28 September pukul 11:30 EDT dari Auditorium James Webb di Markas NASA di Washington.

Live Streaming Gerhana Bulan Supermoon 28 September 2015


AstroNesia ~ Di AS, Kanada, dan Amerika Tengah dan Selatan, fenomena Gerhana Bulan Supermoon ini akan dimulai pada petang tanggal 27 September 2015. Di Eropa, Asia Selatan / Tenggara, Afrika, Kutub Utara, serta di Samudra Pasifik, Atlantik , dan Hindia gerhana ini akan dimulai setelah tengah malam pada tanggal 28 September 2015.



Di Indonesia, gerhana ini tidak terlihat karena terjadi siang hari. Fenomena yang disebut dengan gerhana bulan total ini terjadi pada tanggal 28 Sept pukul 08.07 WIB sampai 11.27 WIB. Jadi, seluruh wilayah Indonesia tidak ada yang bisa melihatnya.

Tapi tenang saja, walaupun kita tidak melihat di langit kita, anda masih bisa melihat fenomena langka ini melalui layar komputer, nonton live streaming.

Slooh Community Observatory akan menyiarkan secara langsung fenomena ini yang akan dimulai pada pukul 07:00 WIB dari beberapa benua, termasuk siaran dari Stonehenge. Silahkan masuk disini untuk melihat Live Streamingnya dari Slooh : Mega Harvest Moon Eclipse

NASA TV juga akan menyiarkan fenomena ini pada pukul 07:00 WIB juga, yang akan diambil dari
Marshall Space Flight Center di Alabama, Observatorium Griffith di Los Angeles, Planetarium Adler di Chicago, dan Observatorium Fernbank di Atlanta.



Broadcast live streaming video on Ustream

Video : Penampakan UFO Sebabkan Kecelakaan Mobil Di Rusia


AstroNesia ~ Sebuah UFO diduga telah menyebabkan kecelakaan mobil dan menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Video ini berasal dari kamera dashboard mobil yang menunjukkan mobil dan sebuah truk saling bertabrakan di dekat Izhevsk, di Udmurt Republik barat Rusia. Rekaman yang sama menunjukkan sebuah objek misterius yang bergerak tak menentu di langit, yang menurut laporan terlihat jelas semua orang di jalan.



Orang-orang meyakini bahwa para pengemudi yang terlibat kecelakaan itu melihat objek misterius ini dilangit sehingga mereka tidak memperhatikan jalanan.

Menurut polisi pengemudi yang berusia 60 tahun dari kendaraan yang lebih kecil meninggal setelah tabrakan dan penumpang lainnya berusia 22 tahun dirawat di rumah sakit dengan luka parah.

Pengemudi truk itu terluka tetapi telah dirawat karena shock.

Belum ada penjelasan lebih lanjut tentang UFO ini tapi polisi telah mengkonfirmasi dan sedang menyelidiki.


Survey : Banyak Yang Percaya Ada Alien Cerdas Di Luar Sana


AstroNesia ~ Apakah kita sendiri di alam semesta? Sebagian orang, terutama di AS, Inggris dan Jerman mengatakan bahwa mereka percaya ada kehidupan cerdas lain di luar sana.

56 persen dari Jerman, 54 persen orang Amerika dan 52 persen dari orang-orang di Inggris percaya bahwa kehidupan alien yang cukup maju tinggal di suatu tempat di antara bintang-bintang di langit, menurut sebuah survei baru yang dilakukan oleh perusahaan YouGov.




Namun di Inggris, orang yang sedikit berhati-hati tentang apakah manusia harus menjangkau alien tersebut. Di antara responden Inggris, 46 persen mengatakan pesan digital harus dikirim ke luar angkasa dengan harapan bahwa pesan ini mencapai alien cerdas. 33 persen lainnya mengatakan tidak ada pesan yang harus dikirim, dan 21 persen mengatakan mereka tidak yakin.

Mencari Alien

Umat manusia telah lama bertanya-tanya apakah kita sendirian di alam semesta, dan kita terus mencari untuk menemukan jawabannya. Misalnya SETI Institute di California, menggunakan teleskop radio untuk berburu sinyal dari peradaban alien.

Pada bulan Juli, fisikawan Stephen Hawking mendukung dua proyek baru untuk pencarian ini. Proyek  Breakthrough Listen bertujuan untuk menggunakan Teleskop Green Bank di West Virginia dan Parkes Observatory di Australia untuk mendengarkan sinyal radio alien. Lick Telescope di California akan waspada untuk mencari sinyal cahaya dari laser sebagai bagian dari proyek itu. (Laser adalah berkas cahaya yang dapat melakukan perjalanan relatif jauh, sehingga ada kemungkinan alien mungkin menggunakannya untuk berkomunikasi.)

Proyek kedua disebut Breakthrough Message dan merupakan kompetisi internasional untuk merancang pesan digital untuk dikirimkan ke luar angkasa. (Pesan belum tentu akan dikirim, namun para peneliti mengatakan mereka berharap hal ini akan memacu pemikiran dan perdebatan tentang bagaimana berkomunikasi dengan alien.)

Dalam survey ini, hanya sedikit yang mengatakan bahwa mereka tak mempercayai adanya kehidupan cerdas di luar bumi. Hanya 12 persen warga Jerman, 22 persen orang Amerika dan 20 persen orang dari Inggris yang mengatakan mereka tidak percaya adanya alien cerdas.

Survey ini juga meminta pendapat para pemercaya alien mengapa sampai sekarang kita belum melakukan kontak dengan alien. Lebih dari setengah (58 persen) mengatakan alien cerdas terlalu jauh untuk berkomunikasi dengan Bumi. Lima puluh tujuh persen setuju dengan gagasan bahwa teknologi manusia tidak cukup maju untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan alien.

Sementara 24 persen mengatakan bahwa alien sudah mengetahui adanya manusia dan kehidupan di Bumi tetapi memilih untuk tidak menjangkaunya. Tujuh belas persen mengatakan alien sudah datang ke Bumi, tetapi pemerintah telah menutupi dan merahasiakannya.

Pria lebih percaya pada alien cerdas daripada perempuan, dan juga lebih berambisi mengatakan umat manusia harus menjangkau alien. Mayoritas laki-laki (54 persen) mengatakan manusia harus mencoba untuk menghubungi alien, sementara hanya 40 persen wanita setuju.

Siapa Pemilik Antariksa?


AstroNesia ~ Ketika kita bericara tentang luar angkasa, kita tidak langsung berpikir siapa pemiliknya. Tetapi karena umat manusia terus maju dalam bidang antariksa dan dengan perusahaan antariksa komersial sudah banyak, pertanyaan tentang politik kekuasaan dan interaksi mereka dengan mengeksplorasi ruang angkasa harus ditanyakan dan dijawab.

Neil Armstrong terkenal menancapkan bendera Amerika Serikat di Bulan pada tahun 1969. Aksi ini mungkin menyiratkan kepemilikan teritorial, tetapi hal ini hanya murni simbolis karena adanya Perjanjian Luar Angkasa pada tahun 1967 Perjanjian Luar Angkasa.



129 negara, termasuk China, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat, telah berkomitmen memegang perjanjian ini, yang diawasi oleh PBB untuk Urusan Luar Angkasa (UNOOSA).

Perjanjian ini menetapkan prinsip penting, seperti konsep bahwa antariksa dianggap sebagai rumah seluruh umat manusia, bebas untuk dieksplorasi dan digunakan oleh semua negara. Bulan dan objek langit lainnya juga tidak dapat diklaim oleh negara berdaulat manapun. Selain itu, Bulan dan objek-objek angkasa lainnya akan digunakan semata-mata untuk tujuan damai, dan senjata tidak akan ditempatkan di orbit atau di ruang angkasa.

"Ini sering disebut sebagai konstitusi luar angkasa," kata Dr Jill Stuart dari London School of Economics and Editor of the journal Space Policy.

Dimana luar angkasa?

"Perjanjian ini telah bekerja sejauh ini, tetapi ada beberapa kendala potensial", kata Dr Stuart menjelaskan.

"Tidak ada definisi resmi luar angkasa, tapi PBB saat ini sedang konsultasi dan membahas lain itu kepada negara anggotanya. Saya kira kita akan puas dengan batas fisik luar angkasa di Jalur Karman, yaitu sekitar 100 km dari permukaan Bumi, tapi itu juga merupakan pilihan untuk definisi fungsional. Disinilah hukum didefinisikan berdasarkan fungsi benda antariksa dibanding di mana ruang angkasa. "


Pembatas fisik ini menjadi perhatian Stuart diduga untuk mengakomodasi perusahaan pesawat antariksa komersial, misalnya Virgin Galactic. Diketahui, maskapai ini mengembangkan pesawat wisata yang bisa meluncur hingga suborbit. Artinya, Virgin harus mematuhi hukum penerbangan internasional dan hukum antariksa.

Menambang Di Bulan

Para petinggi setuju bahwa Perjanjian Luar Angkasa adalah landasan terbaik untuk hukum ruang angkasa internasional, tetapi tidak menjadi acuan untuk kegiatan antariksa komersial, seperti eksploitasi sumber daya antariksa; mungkin karena hal ini tidak diperkirakan pada tahun 1967.

Bendera AS yang ditancapkan di Bulan pada tahun 1969, dua tahun setelah perjanjian luar angkasa di buat

"Hukum internasional ambigu dalam perusahaan swasta yang berambisi menggelar operasi penambangan di antariksa," kata Ian Crawford, pakar ilmu planet Birkbeck College, Universitas London.  Untuk itu, ia berpendapat perlunya semacam peninjauan kembali Traktat Ruang Angkasa, sehingga bisa tetap sesuai dengan konteks saat ini. 

Ada argumen bahwa di masa depan, ketika aset dikembangkan di antariksa, itu lebih hemat biaya untuk menggunakan bahan baku yang ditambang dari ruang angkasa daripada mengangkut mereka dari bumi.

Ada juga alasan lain yang kuat untuk mengembangkan hukum antariksa yang jelas, kata Prof Crawford: "Untuk alasan ilmiah, beberapa daerah Bulan harus ijadikan situs kepentingan ilmiah khusus dan harus dijaga dan dilindungi dari kegiatan komersial."

Karena penduduk bumi tumbuh dan membutuhkan lebih banyak bahan mentah untuk mempertahankan standar hidup yang tinggi, hal ini bisa dibilang lebih etis danpeka terhadap lingkungan untuk menambang bahan-bahan dari objek-objek angkasa tanpa habitat yang ada dan tidak ada keanekaragaman hayati yang di ganggu, seperti di Bumi.

Tapi hal ini menimbulkan masalah lebih lanjut: jika pertambangan antariksa menjadi kenyataan dan di lakukan oleh perusahaan swasta seperti Planetary Resources dan Moon Express, apakah cara kerja mereka bertentangan dengan Perjanjian Luar Angkasa? Apakah mereka melakukan ini untuk kepentingan semua negara dan umat manusia atau hanya untuk kepentingan bisnis mereka saja?

Perang Luar Angkasa

"Kehidupan sehari-hari kita tergantung pada antariksa. Setiap kali Anda membuat panggilan telepon, transaksi keuangan atau menggunakan Google Maps, itu tergantung pada sinyal satelit. Di masa konflik, akan mudah untuk menargetkan atau menembak jatuh satelit lawan. Antariksa sangat berpotensi untuk menjadi  medan perang baru, "kata Dr Cassandra Steer, direktur eksekutif di McGill Institut Air and Space Law.

Meskipun mitos mengatakan bahwa luar angkasa adalah tempat yang keras dan tak punya hukum, tapi pada kenyataannya semua hukum internasional berlaku di sana.

Jadi, jika undang-undang ini sudah berlaku, apa masalahnya?


Seperti halnya Perjanjian Luar Angkasa, ada empat perjanjian lainnya yang mengatur hukum ruang. Menurut Liability Convention, apa pun yang masuk ke dalam ruang angkasa harus terdaftar dengan negara peluncurannya.

"Jika Anda menembak satelit negara lain, Anda akan menciptakan banyak sampah antariksa, yang dapat menabrak satelit lainnya," kata Dr Steer. Di sinilah muncul ambiguitas atas siapa yang bertanggung jawab untuk membersihkan kekacauan ini.

Dr Steer menambahkan bahwa beberapa satelit memiliki penggunaan ganda. Teknologi mereka dapat digunakan dalam militer serta konteks sipil - dan ini membuat isu-isu sekitar Perjanjian Luar Angkasa cukup rumit.

Bagaimana jika kehidupan cerdas lainnya ditemui, apakah mereka mempunyai aturan sendiri? Siapa hukum yang lebih diutamakan? Topik ini mungkin akan membuat lebih banyak pertanyaan dibanding solusi.