AstroNesia ~ Mungkin lebih mudah tinggal di Mars dari yang diduga sebelumnya. Kemarin (28 September), para ilmuwan mengumumkan bahwa garis-garis gelap misterius - disebut recurring slope lineae (RSL) - yang muncul di lereng curam planet Mars ketika cuaca hangat, disebabkan oleh air cair asin.
Penemuan ini meningkatkan kemungkinan bahwa kehidupan mungkin ada saat ini pada atau dekat permukaan Mars, kata para peneliti.
Dan itu membuat lebih mudah menempatkan manusia di Planet Mars. NASA berencana mengirim misi berawak ke Mars tahun 2030an.
Air Mars dapat menjadi sumber daya penting bagi penjelajah manusia masa depan dan penduduk Mars, mengurangi biaya dan meningkatkan ketahanan aktivitas manusia di Planet Merah," kata anggota tim penemuan Mary Beth Wilhelm, dari Pusat Penelitian Ames NASA di Moffett Field, California.
"Ke depan, sangat penting bagi kita untuk lebih memahami fitur sumber air ini, serta jumlahnya," kata Wilhelm kemarin saat konferensi pers.
Mengetahui hal itu mungkin tidak membutuhkan waktu lama, kata para pejabat NASA.
"Sekarang kita tahu apa yang kita cari dengan HiRISE, kita dapat memulai pencarian yang lebih baik dan lebih metodis," kata Jim Green, direktur divisi Planetary Science NASA, mengatakan selama konferensi pers.
HiRISE, yang merupakan singkatan dari High Resolution Imaging Science Experiment, adalah kamera kuat yang dibawa wahana NASA Mars Reconnaissance Orbiter (MRO). HiRISE pertama kali melihat garis-garis RSL pada tahun 2011, dan air alam cair dapat dikonfirmasi berkat data yang dikumpulkan oleh instrumen MRO lain yang disebut CRISM (Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars).
"Kami dapat meneliti lebih lanjut apakah kita dapat menetukan jaringan akuifer semacam apa yang memasok fitur RSL ini. Tapi kami belum tahu, ada teori dan ide-ide lain, tapi itu sebenarnya langkah berikutnya , "kata Green. "Jadi kalau memang ada semacam sumber daya yang mencurigakan, kita dapat mulai menyelidikinya, kita mungkin bisa menjawab pertanyaan itu cukup cepat."
Kemungkinan sumber lain untuk fitur RSL ini termasuk uap air di atmosfer Mars yang tipis dan mencairnya es di bawah permukaan, kata peneliti dalam studi baru mereka, yang dipublikasikan secara online kemarin di jurnal Nature Geoscience.
NASA ingin mengusulkan misi berawak ke permukaan Mars untuk hidup dari tanah Mars sebanyak dan seaman mungkin. Memang, NASA akan mengirimkan rover terbaru ke Mars, yang dijadwalkan lepas landas pada tahun 2020, akan membawa instrumen yang dirancang untuk mengeksploitasi sumber daya asli Mars.
Instrumen itu, disebut Mars Oxygen ISRU Experiment (MOXIE), adalah demonstrasi teknologi yang akan mengubah karbon dioksida di atmosfer menjadi oksigen murni dan karbon monoksida. Secara teoritis, para perintis Mars bisa menggunakan versi besar dari alat tersebut untuk tetap hidup dan untuk membantu mereka menuju dan pulang dari Planet Merah. (Oksigen dapat digunakan untuk membakar bahan bakar roket.)
Pengamatan oleh MRO, NASA Curiosity rover dan pesawat ruang angkasa lainnya telah menunjukkan bahwa Mars memiliki banyak sumber daya lain yang berpotensi dapat di manfaatkan manusia, kata mantan astronot John Grunsfeld dari NASA's Science Mission Directorate.
Grunsfeld menyebutkan perklorat, senyawa klorin yang banyak terkandung di tanah Mars. Pendorong roket padat pada armada ulang-alik NASA yang pensiun membakar bahan bakaraluminium perklorat, kata Grunsfeld.
"Pada prinsipnya, Anda bisa membuat bahan bakar roket padat di Mars", ia mengatakan selama konferensi pers kemarin.
Tapi air mungkin merupakan sumber daya yang paling penting bagi penjelajah dan pemukim di Mars masa depan, yang menjadikan penemuan RSL begitu menarik bagi orang-orang yang siap meluncurkan misi berawak ke Mars.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar