Studi : Kehadiran Oksigen Di Exoplanet Belum Tentu Menandakan Adanya Kehidupan

Kepler-69c

AstroNesia ~ Menurut sebuah studi baru, kehadiran oksigen di sebuah planet tidak selalu menunjukkan adanya kehidupan alien.

Peneliti Norio Narita dan Shigeyuki Masaoka dari National Institutes of Natural Sciences (NINS) telah menyajikan hipotesis baru yang bisa memungkinkan planet untuk memiliki oksigen abiotik dalam jumlah besar (oksigen yang dihasilkan non-biologis).

Sampai saat ini, kita berpikir bahwa jika sebuah planet memiliki oksigen, itu berarti oksigen itu diproduksi oleh beberapa bentuk tanaman melalui fotosintesis. Oleh karena itu, kita berasumsi bahwa ketika mencari tanda-tanda kehidupan di exoplanet layak huni, dengan adanya oksigen di atmosfer bisa dianggap sebagai tanda kehidupan pasti. Namun, reaksi kimia non-biologis juga dapat mempengaruhi komposisi atmosfer exoplanet.

Sekarang, tim peneliti telah menunjukkan bahwa, oksigen abiotik yang dihasilkan oleh reaksi fotokatalitik titanium oksida, yang dikenal berlimpah pada permukaan planet terestrial, meteorolites, dan Bulan di Tata Surya, tidak dapat diabaikan.

Untuk planet dengan lingkungan yang mirip dengan sistem Matahari-Bumi, reaksi fotokatalitik titanium oksida secara terus-menerus, sekitar 0,05 persen dari permukaan planet bisa menghasilkan jumlah oksigen yang ditemukan di atmosfer bumi saat ini.

Selain itu, tim juga memperkirakan jumlah produksi oksigen bagi planet layak huni di sekitar bintang induk jenis lain dengan berbagai massa dan suhu.

Mereka menemukan bahwa bahkan dalam kasus produksi yang efisien setidaknya dari bintang bersuhu rendah, reaksi fotokatalitik oksida titanium di sekitar 3 persen permukaan planet bisa mempertahankan tingkat oksigen di atmosfer melalui proses abiotik. Dengan kata lain, sangat mungkin sebuah exoplanet layak huni bisa mempertahankan oksigen di atmosfer seperti Bumi, bahkan tanpa organisme untuk melakukan fotosintesis.

Narita mengatakan bahwa untuk mencari kehidupan di exoplanet melalui observasi astronomi, kita perlu menggabungkan pengetahuan dari berbagai bidang ilmiah dan untuk mendorong penelitian astrobiologi untuk menetapkan tanda-tanda yang menentukan kehidupan.  

Meskipun oksigen masih salah satu materi yang menjadi penanda adanya kehidupan, kita perlu untuk mencari biomarker baru selain oksigen dari hasil ini.

Studi ini dipublikasikan dalam Scientific Reports. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar